FanFiction ngak punya Judul!! (PART 3) how about Yukihiro, Drumer of L'Arc~en~Ciel?
PART IV
Aku tak berani menatap Ken. Oh, tidak ada jawaban, bukan pertanda baik.
Aku mengadah, dan mataku langsung bertemu dengan mata Ken. Tangannya yang bebas dari rokok perlahan menuju pipiku, lalu bergeser ke tengkukku. Ken mengelus dengan lembut. Seperti yang biasa dia lakukan denganku saat aku masih menjadi kucingnya. Seperti yang mungkin dilakukannya kepada semua gadis. Lalu dia mendekatkan mukanya, aku bisa melihat kulitnya, yang licin karena entah mengapa dia sudah bercukur pagi ini. Aku memalingkan wajahku ke lantai. Aku bisa merasakan nafas rokoknya. Tidak menyenangkan. Saat akhirnya pipinya menyentuh pipiku, aku hampir pingsan.
“maaf” katanya
Eh?
“aku tidak berniat menjalin hubungan. Aku sudah memiliki pacar”
Tunggu. Apa-apaan itu? dia bukan Ken. Seperti aku bukan elizabeth si kucing.
“tidak, kau tidak mempunyai pacar. Kau tidak terbiasa dengan hubungan serius. Kau bisa bersamaku, Ken”
Ken mengerutkan Keningnya. Pertanda tidak bagus. Seperti saat aku menumpahkan makanan ke catatan partitur lagunya. Seperti saat aku mencakar pergelangan kaki gadis itu.
“tidak, itu bukan aku” katanya tenang menghembuskan rokoknya. Orang ini luarbiasa menyebalkan. Siapa kamu? Aku tak pernah bertemu Ken yang seperti ini. Perasaanku sedang kugantungkan padanya dan dia hanya tenang menghembuskan rokoknya.
Menyebalkan, ini bukan saatnya untuk tenang dan menghisap rokok sepEri itu kan?
“makanya aku bilang, maaf Eri-chan” menghisap rokok lagi “aku ingin serius dengan Mayura, gadis yang kita temui tadi di china town”
Aku menunduk, dadaku sesak dan tenggorokanku sakit menahan tangis dan nafas. kalau aku mengambil nafas, aku yakin pasti aku akan menangis.
Air mataku mulai turun. Apa-apaan ini? Ini tidak sesuai dengan yang aku pikirkan. Ini tidak sesuai dengan bayanganku menjadi manusia kan?
“.....”
“Eri-chan?” kata Ken lagi. Dia mengadahkan daguku dan melihat aku menangis terisak
“oh, tidak...”katanya kelabakan. Dia membuang rokoknya kelantai dan menginjaknya
“maaf, aku benar-benar bukan aku yang dulu lagi Eri-chan...” katanya “terkadang kenyataan tidak sesuai dengan fakta dan apa yang kita inginkan” katanya lagi. Darimana dia belajar kata-kata yang dalam seperti itu? apa si boncel hyde sudah mencuci otaknya?
Sudah tidak ada yang ingin kubicarakan lagi cukup. “Kenapa kau ingin kembali bersama Mayura lagi?” aku kelepasan bicara.
Ken diam sejenak.
“tapi kalau kau ingin kita berteman, menjadi tetangga yang baik. Aku bersedia” kata Ken menggenggam tanganku, namun tidak menjawab pertanyaanku yang tadi.
Lepasakan! “aku... lelah. aku ingin tidur”
“baiklah... oyasumi” katanya sambil melepaskanku, menuju apartemennya sendiri.
Aku mengeluarkan kunciku dan berusaha membuka apartemenku dengan tanganku yang bergetar, dan aku hampir masuk kedalam saat Ken memanggilku.
“bagaimana kau tahu aku ingin kembali dengan Mayura? Kau bilang kau baru sampai disini kemarin kan?”
“ah... memang aku baru sampai kemarin” aku terdiam. Iya, bagaimana bisa tahu? Yang tahu itu kan elizabeth si kucing!ah, baka! Kenapa aku tak bisa berhenti bicara?
“um... itu... aku menebak. Ja mata ashita, Ken-san!” aku buru-buru masuk ke apartemenku.
***
Matataku inochi shinka ni fukarete (jiwa yang berkelip tertiup oleh perkembangan)
Haruka na kioku ni tooku tooku (Jauh, jauh di dalam Kenanga kita)
nani wo mitsumeru? (apakah yang kita lihat?)
Malam itu aku menangis, menangis. Aku mengutuki tubuh manusia-ku. Aku menyesal. Jika aku tahu begini jadinya, aku takkan berharap menjadi manusia. Akhirnya aku mengerti Kenapa manusia bisa terlilit dengan masalah-masalah itu. mereka sengaja melilitkan dirinya ke masalah itu. chikuso! Sekarang apa? Aku ingin kembali ke pelukan Ken, kembali ke tubuh kucingku. Biar saja aku tenggelam dalam rasa sakitku. Aku benci saat aku tak bisa berbuat apa-apa seperti ini. Apa hakku untuk melarang Ken bersama Mayura? Bukankah seharusnya aku bahagia melihat Ken bahagia bersama Mayura? Seperti yang sering kulihat di film-film bersama Ken? Tidak. Aku tidak bahagia. Aku tidak senang dengan teori konyol itu. siapa yang membuatnya? Kenapa manusia senang tersiksa? nah, aku tidak akan senang dengan itu. aku akan mendapatkan kembali Ken. Ken-ku! Tapi ada satu Kendala. Aku tidak cukup berani untuk bertemu Ken lagi. Tapi aku memutuskan aku harus dengannya. Maka aku menunggu tiga hari sampai Ken cukup tenang, untuk berbicara dengannya.
Pagi itu aku menunggu Ken. Lagi. Namun setelah cukup lama aku menunggu, Ken tidak kunjung keluar, jadi aku memencet bellnya. Sekali. Duakali. Belum ada jawaban.
“Ken-san?” kataku
Masih tidak ada jawaban. Mungkin dia tidak mau bertemu aku setelah kejadian malam itu. Keadaan akan sangat aneh kan? Maka aku memutuskan untuk bersikap dewasa dan meminta maaf karena malam itu telah bersikap aneh, menangis, membuatnya bingung dan bertanya terlalu banyak. Mungkin sebaiknya aku memulainya dengan pertemanan, lalu entah bagaimana aku akan menyingkirkan Mayura. Eh? Kurasa aku benar-benar menemukan setan dalam diriku, si Kucing mungil Elizabeth pasti tidak punya pikiran seperti ini... kelihatannya.
“hai’ hai’”
Pintu terbuka dan mengintiplah Ken dari celah pintu yang masih terantai, sehingga hanya terbuka hanya sedikit.
“oh, em... Eri-chan? Ada apa?” katanya. Baru kusadari dia hanya memakai celana training dan tampak baru bangun tidur.
“oh, maaf mengganggu tidurmu” kataku sedikit membungkuk “em... tentang malam itu...”
Aku terdiam, berusaha memilih kata2ku.
“yah... aku mungkin membuatmu bingung dengan berkata seperti itu, jadi aku minta maaf...”
“tidak apa-apa, lupakan saja. Aku senang kau tidak membenciku”
Kami terdiam. Sementara aku berusaha menatap matanya yang dialihkan menatap sesuatu dibelakangku.
“Ken! Es mu mulai mencair!” kata seseorang didalam. Siapa?
“oh, itu Mayura. Malam ini... ehm, dia menginap di tempatku” katanya, lalu Ken berpaling dari pintu “tunggu sebentar, mayu-chan!”
Apa? Mayura ada di dalam?
“jadi kalian bersama lagi?” yang benar? Ada apa ini?
“ya... begitulah. Mungkin Eri-chan belum tahu, tapi sebelumnya kami pernah berkencan selama beberapa bulan, tapi putus. Setelah aku tenang, aku merasa aku butuh Mayura” katanya tersipu.
Tidak, aku sudah tau. Tapi aku tidak menyangka kalau akhirnya dia akan benar-benar bersama lagi.
“Aku sudah bertunangan dengannya, dan untuk merayakannya aku memanggil teman-temanku juga” kata Ken. Pasti yang dimaksud ‘teman’ itu hyde dan lainnya. Bertunangan? Bukankah itu maksudnya semacam mengikat seseorang yah?
“ahahaha... aku tak tahu kalian punya hubungan yang begitu serius. Kupikir kalian... kau tahu, hanya sekedar perpacaran atau entah bagaimana” kataku. Tidak jangan menanggis disini.
“bagaimana kalau kau bergabung dengan kami nanti malam? Ehm... di pesta pertunanganku dengan Mayura. Kau bisa berKenalan dengan temanku juga” sambung Ken lagi
“yah... ehm... tentu” kataku
“oke”
“oke”
“sampai bertemu nanti malam”
“ya, sampai bertemu nanti malam”
Dan pintu ditutup.
Kini setelah dia benar-benar serius dengan Mayura aku putus asa. Sial. Bagaimana aku bisa mengambil kembali Ken-ku? Dan sampai kapan aku di tubuh manusia ini? Andai untuk sejenak aku bisa kembali ke tubuh kucingku dan mencari tahu apa yang terjadi. Oh, sial! Aku menangis. Untuk kesekian kalinya bersama Ken, aku menangis. Entah mana yang lebih menyebalkan, terjebak menjadi elizabeth tapi dapat terus bersama Ken, atau menjadi Eri tapi tak dapat bersamanya. Semuanya terasa salah.
Sepanjang siang aku berfikir bagaimana caranya untuk mendapatkan Ken-ku kembali, bagaimana aku bisa menyingkirkan Mayura. Aku egois. Tapi aku telah mendapatkan kesempatan untuk bisa mengungkapkan perasaanku pada Ken, jadi takkan kusia-siakan. Aku takkan tahu kapan aku kembali menjadi elizabeth, bisa saja beberapa jam lagi, beberapa detik lagi, atau aku tidak akan kembali menjadi elizabeth. Saat sadar, jam sudah menunjukan hampir jam 7, maka aku bersiap untuk pergi ke apartement Ken.
Ting tong
Aku memencet bell apartemennya sekali dan langsung mendapat jawaban. Beberapa saat sebelumnya, kusadari, musik-musik halus samar-samar terdengar dari apartemennya. Maka pesta pasti sudah dimulai.
Ternyata hyde yang membuka pintu. Oh, hari ini si mungil itu kelihatan semakin keren seperti biasanya.
“ah, selamat datang! Kau pasti Mayura, kan? Masuklah, Ken sedang bermain darts didalam” katanya hangat.
Aku refleks tersenyum dan langsung memeluknya dengan gemas. Mungkin saat menjadi kucing, hyde-lah yang gemas denganku, tapi sebenarnya aku yang gemas dengannya.
“hide-kun?” kata seseorang. Megumi. Aku lupa hyde sudah beristri.
“oh... ehm, megumi, ini Mayura tetangga Ken yang baru pindah dari new York” katanya tergugup. Megumi beberapa inchi lebih pendek daripadaku. Kurasa walaupun aku beberapa kali mendengar tentangnya, inilah pertamakalinya aku bertemu.
“selamat malam”
“ selamat malam” jawabnya sopan
“ah, mayu-chan! Masuklah! Aku ingin memperkenalkanmu dengan yang lain” kata Ken membimbingku masuk ke dalam. Ken berbelok ke dapurnya dan aku refleks menuju ruang tengah dimana biasanya Ken dan yang lainnya berkumpul. Benar saja, ruangan itu sudah ramai dengan anggota band L’arc yang lain.
Tetsuya sedang bermain game dengan Yukihirio.
“mina-san!” kata Ken dari belakangku. Kelihatannya dia nyaris mabuk.
“ini Eri, dia tetanggaku yang baru pindah dari new York Seminggu yang lalu”
“Halo, saya Eri Zabutoki”
“Halo Eri” kata yang lain. “selamat datang di Jepang”
Segera ketika aku duduk, Yuki, dengan rokok terselip di jemarinya berkata
“wah, kurasa Eri lebih cantik dari bayanganku”
Aku tersipu “ahahaha, terimakasih, Yuki-san”
Yuki tertegung. Apa? Ada yang salah denganku? Aku merapikan rambutku dengan gugup sementara Yuki terus menatapku.
“bagaimana kau tahu aku bernama Yuki?” katanya
Iya, benar saja. Yang sebelumnya bertemu Yuki kan elizabeth itu, bukan aku.
“ah... kalian kan pemain band, jadi aku tahu sedikit-sedikit” alasan bagus.
Karena keadaan mulai kaku diantara kami. Kami terdiam dan tidak berusaha memancing pembicaraan. Kurasa Yuki mabuk, biasanya dia orang yang cukup cerewet, ditambah dengan sifat penasarannya, dia terdiam sembari memperhatikan yang lain. Aku berdiri dan berjalan ke arah minuman dan mengambil salah satu koktail. Hah, apa yang kulakukan disini? Mestinya aku memikirkan diriku. Lalu kulihat Yuki memandangiku, ada apa? Aku muali cemas saat ia tak berhenti menatapku. Itu membuatku gugup dan mulai mencari Ken. Saat akhirnya kutemukan, ia berada di belakang konter dapurnya, sedikit membungkuk. Apa yang dilakukannya? Aku penasaran dan berjalan sedikit lebih dekat, mungkin dia menyiapkan makan malam?
Aku tak percaya aku melihatnya. Aku tak ingin percaya. Bisakah aku membohongi diriku dengan berkata bahwa aku salah lihat? Rasa marah menjalar, lalu disusul rasa sedih. Akhirnya aku menangis dan meletakkan koktailku di meja kaca terdekat, dan kurasa bunyi dentingnya cukup nyaring, membuat Yuki yang ada di dekat situ berpaling menatapku, lagi. Aku berlari keluar apartemen dan sudah membuka pintu, saat sebuah tangn menggenggamku. Apa lagi ini?
ada yang ngerasa nggak kalo disini Yukihiro jadi CAKEEEP?
BANG BANG KISS!!
XD