Fanfiction: Saga Alice Nine
Fanfict
ini seharusnya diposkan untuk ultahnya SAGA besop tapi berhubung besop saya
akan bertarung dengan ujian saya… yah sudahlah ( =w=)
Title:
kagak ada *plak* but this is really a good one, y’know.
Language:
Indonesia, tenang aja saya jg lg males pake bhs inggris XXD
Summary:
Aku sering melihat kau menulis pesan kepada seseorang dengan pandangan yang
tidak pernah kulihat sebelumnya. Begitu lembut, begitu cerah, seperti sinar
matahari pagi.
Kenapa
kau tidak memandangku seperti itu?
Tidakkah
aku cukup menarik?
Tidakkan
kau ingin mengajakku keluar seperti cowok-cowok yang lain?
Note:
HAAAAPPIII BASUDEIIIII BASSIST-SAN~~
♬
Aku
jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu.
Suki
desu.
Suki
desu. Suki . Suki. Suki. Suki. Suki. Suki. Suki. Suki. Suki. Suki. Suki. Suki. Suki.
Suki. Suki. Suki. Suki. Suki desu.
Kimi
no koto daisuki desu.
Kau
memiliki badan yang tinggi dan proporsional, menurutku. Tidak terlalu gemuk,
tapi tidak bisa dibilang kurus. Rambut sewarna tembaga yang sangat halus.
Bibir
yang mungil dan seksi, tatapan yang tajam…
Hha,
semua itu membuatku luluh.
Aku
tau banyak cowok yang mendekatiku dan aku tidak begitu pandai bergaul dengan
mereka, tapi aku hanya ingin dirimu,
Ta~♥
ka~♥
shi~♥
Aku
tidak yakin bagaimana menjelaskanmu, kau jelas bukan cowok pertamaku, bukan
yang paling tampan pula. Tapi ada sesuatu darimu yang membuatku tidak bisa
berpaling. Sesuatu. Sesuatu. Sesuatu… auramu. Tatapanmu. Jemarimu. Rambutmu.
Kharismamu. Caramu menghela nafas. Caramu tersenyum kecil.
Suki
desu.
Kimi
no subete daisuki desu.
Kamu
membuatku mabuk dengan tatapanmu. Dengan
pemandangan saat kau mengalihkan pandanganmu ke luar jendela kelas, dan rambut
halusmu dibuai angin musim semi. Entah kapan dan mengapa kau mulai dipanggil
saga.
Kau
tidak banyak berbicara di kelas, tidak menonjol, dan tidak seorang pun
tampaknya benar-benar berada di sekitarmu. Terkadang kau mengalihkan
pandanganmu dari pemandangan di luar lalu mengadarkan pandang ke sekeliling
kelas dan aku berharap pandangan kita dapat bertemu sehingga aku bisa tersenyum
untukmu, tapi entah mengapa hal itu tidak pernah terjadi. Aku sering melihat
kau menulis pesan kepada seseorang dengan pandangan yang tidak pernah kulihat
sebelumnya. Begitu lembut, begitu cerah, seperti sinar matahari pagi.
Kenapa
kau tidak memandangku seperti itu?
Tidakkah
aku cukup menarik?
Tidakkan
kau ingin mengajakku keluar seperti cowok-cowok yang lain?
Suki
desu.
Kimi
no egao daisuki desu.
Dan
semuanya berawal dari hari itu…
Aku
lelah kau tidak pernah menegurku.kenapa? Kenapa? Kau bahkan tidak pernah bicara
padaku.
Dengan
hati berdebar aku mencoba berbica padamu.
"saga-san…
sedang senggang?"
Kau
menatapku sekilas lalu menunduk lagi dan mengangguk kecil.
"hee…
apa yang kau lakukan nanti malam?"
Kau
hanya diam dan tidak menatap mataku.
Tataplah
mataku, dan bicaralah sesuatu. Tidakkah kau dapat membaca mataku, aku menyukaimu?
Aku
mabuk berada di dekatmu.
Aku
merasa sesak dengan segala keacuhanmu.
"maukah
kau menemaniku karaoke nanti malam?"
Kau
hanya diam dan memandang hpmu.
Sampai
sebuah pesan masuk dan kau membacanya. Lalu menjawab, "maaf, aku ada janji
nanti malam" begitu kau berkata
Siapa?
Siapa yang begitu penting untukmu?
Orang
yang sering kau kirimi pesan?
Orang
yang membuatmu dapat tersenyum cerah?
SEHARUSNYA
AKU YANG MENJADI ORANG ITU!!
"waaah,
saga menolak ajakan Mizu-chan!!" seseorang berteriak seperti itu dengan
keras.
"HEEE??!"
"mizu-chan
mengajak saga??"
"saga
yang itu?"
"mizu-chanku
mengajak saga karaoke?"
"kenapa
saga?"
"saga…
siapa? Apa dia artis sehingga menolak Mizu-chan?"
Tiba-tiba
saja kelas menjadi ramai dengan dengungan hal itu. Setiap orang tampak bingung
kenapa ada seorang lelaki yang menolakku.
Aku.
Setiap orang ingin jalan denganku. Ingin menggandengkku.
Dan
saga itu menolakku.
Siapa
saga?
Saga
adalah sakamoto takashi.
Takashi.
Takashi-ku.
Takashi
yang kucintai.
"kenapa
dia menolak mizu-chan?
"apa
dia gila?"
"jangan-jangan
dia gay?"
"gay?"
"gay"
"saga
seorang gay"
"ya
ampuuun, gay"
"takashi
seorang gay"
Benarkah?
Apa benar dia seorang gay? Karena itu dia tidak menyukaiku? Tidak tertarik
padaku.
Hari
itu… jika aku tidak menegurmu. Jika aku tidak mengajakmu
pergi.
Jika
saja aku bersabar sedikit lebih lama untuk mencintaimu. Mencoba memahamimu.
Jika
saja aku terus menjadi pengagum rahasiamu.
…
Jika
saja aku lebih berani.
Jika
saja aku tidak sepicik ini…
Semenjak
hari itu, anak-anak di kelas mengaiayamu. Aku tidak dapat berhenti menyalahkan
diriku karena telah membuatmu menderita. Andai saja aku lebih berani.
Anak
laki-laki menjawilmu, mencolekmu. Bahkan menyembunyikan bajumu selesai
pelajaran olahraga. Yang perempuan melemparimu dan membuang buku pelajaranmu.
Ketika kau tidak memberikan reaksi apapun, mereka mulai kesal karena kau
abaikan. Sampai akhirnya mereka memukulimu.
Setiap
hari.
Takashi
yang kucintai menderita.
Mengapa
dia menderita?
Aku?
Itu
semua salahku…
Waktu
terus berlalu dan aku masih terus mencintaimu. Dengan segala kepicikanku.dengan
segenap sifat pengecutku. Bahkan aku semakin mencitaimu. Dan kau menderita
karena aku mencintaimu.
Saga…
bukan. Takashi… tidakkah kau tahu aku sangat mencintaimu? Aku mencintaimu,
dengan segala kebisuanmu, dengan segala kepasrahanmu. Dengan sifatmu yang tidak
pernah melawan.
Suki
desu.
5
bulan setelah kelas menganiayamu, aku melihat apa yang aku takutkan.
Beberapa
bunga lili putih dalam vas di mejamu.
Apakah
kau akhirnya memilih untuk menyerah pada dunia dan bunuh diri?
Takashi…
Aku mencintaimu. Maafkan aku telah mencintaimu.
Apakah cinta memang sebegini egois? Apa ini hukuman karena
aku mencintaimu? Karena aku tidak pernah membelamu? Karena aku pengecut. Karena
aku terlalu mencintaimu?
Di hari pemakamanu, kulihat pria yang tidak berhenti
menangis. Dia kelihatan paling kehilangan diantara yang lain. Siapa dia?
Apakah dia orang yang sering kau kirimi pesan? Pria dengan
rambut hitam itu memang tampak memiliki sedikit auramu, dia terlihat sangat
dewasa dan tampan dengan jas hitam. Diakah orang yang membuatmu tersenyum?
Ketika selesai bebicara dengan pelayat lain, dia menyapa
teman sekelas kami dan kemudian menoleh ke arahku. Tidak lama kemudian pria itu
berjalan ke arahku. Mendatangiku.
“Mizuki Akayama?” dia bertanya dan aku membenarkan.
“aku Amano Shinji” dia memperkenalkan diri dan aku masih
tidak tahu apa maksudnya. Matanya masih
tampak sembab karena menangis.
“aku tahu apa yang terjadi selama ini” pria itu hanya berkata
demikian dan aku merasakan diriku sangat kecil di hadapan pria ini. Mengapa aku
masih bisa berada disini? Aku seharusnya mati bersamamu karena ini salahku.
“apa kau tau siapa aku bagi Saga?”
“kau orang yang sering bertukar pesan dengannya?” aku bertanya
ragu.
“benar, saga tidak memiliki orang selain aku untuk
bercerita, selama ini dia terus kesepian. Dan terlebih lagi karenamu, dia
dianiaya. Aku… aku tidak mungkin membencimu. Sekalipun kau telah menyebabkan
saga menderita dan akhirnya bunuh diri”
Aku mengangkat tatapanku dan menatap pria ini, aku
benar-benar tidak mengerti maksudnya.
Pria itu meraih ke dalam sakunya dan mengeluarkan hp yang
tampak familiar, hp Takashi. Sambil mengulurkan padaku dia berkata, “ambillah.
Kurasa kau perlu tahu”
***
Dengan
hati berdebar aku mencoba berbica padamu.
"saga-san…
sedang senggang?"
Kau
menatapku dan kemudian tersenyum cerah
“begitulah…”
"hee…
apa yang kau lakukan nanti malam?"
Kau
hanya diam dan tidak menatap mataku.
Aku
mabuk berada di dekatmu.
Aku
merasa sesak dengan tatapan dan senyummu.
“tidak
ada…”
"maukah
kau menemaniku karaoke nanti malam?"
“tentu! Aku akan terus bersamamu Mizu-chan”
***
[104]To:
Tora-niisan
Nii-san,
ada gadis yang kusukai di kelas. Dia tampak begitu manis namun juga pendiam.
Aku menyukai saat dia tersenyum malu-malu. Aku suka saat dia tertunduk karena
tidak tahu akan bicara apa. Masalahnya adalah… aku bukan satu-satunya orang
yang menyadari keindahan itu…
>>>END<<<
From:
Tora-niisan
Sudahkah
kau bicara padanya?
Berjuanglah
Saga-kun!aku beg
>>>END<<<
[105]To:
Tora-niisan
Aku
tidak berani. Siapa aku dibandingkan semua lelaki yang mendekatinya. Aku hanya
bisa berpura-pura mengedarkan pandanganku dan melihat dia dari sudut mataku.
Kurasa dia menatapku, tapi mungkin juga menatap teman yang duduk di depanku.
>>>END<<<
From:
Tora-niisan
Kau
harus mencoba mengajaknya bicara. Jika kau menyukainya maka kau harus melakukan
sesuatu. Cobalah ajak dia pergi keluar dan menonton band kita. Hahahaha
>>>END<<<
…
[288]To:
Tora-niisan
Oniisan,
mengapa begitu lemah dihadapan mizuki? Apakah karena aku terlalu mencintainya?
>>>END<<<
…
[365]To:
Tora-niisan
Sudah
kuputuskan, aku akan mengajaknya bicara! Ganbatte kimasu!
>>>END<<<