FanFiction ngak punya Judul!! (PART 2) wanna your new single, Ken Kitamura!!! XD

I'll told you once more, maybe the second part wouldn't be as good(if you think it's good) as before. but.... I dunno, let's read! XD

Aku tersentak bangun dan membelalakan mata. Didepanku ada sebuah tirai putih yang cukup transparan, aku menyibakkannya. Dan dibaliknya tampak rak kayu antik, beberapa perabot lainnya, dan cermin. Aku berlari ke arah cermin tersebut, dan tidak menyangka, tidak percaya dengan apa yang kulihat. Tampak seorang gadis berdiri. Tinggi semampai, dan berambut coklat sepunggung. Siapa dia? Aku mendekat, membelalakan mataku dan bayangan itu juga. Menyentuh bibirku. Aku semakin mendekatkan diriku pada cermin, tak hentinya memandanginya, memandangiku. Ah, matakulah yang paling kusukai,  berbentuk besar dan agak meruncing di ujungnya. Bolamata berwarna  oranye-coklat. Aku tersenyum. Seseorang, atau sesuatu, mengabulkan impianku untuk menjadi Manusia. mungkin seperti film manusia ikan yang dulu dibawa Yuki. Kurasa aku cukup cantik untuk bersaing dengan gadis2 yang sering dibawa Ken.
Ken! Aku kembali tersadar dan segera menyadari. Selagi aku manusia, aku harus menyatakan perasaanku kepadanya. Tapi... Dimana ini? Aku berlari sedikit, lalu tersandung kardus berat berisi entah apa, namun kudengar denting kaca beradu didalamanya. Lalu kusadari, banyak kardus-kardus yang lebih besar bertebaran di ruangan ini. Aku tak Kenal tempat ini. Sungguh, apa Ken membuangku ke ruangan ini? Lalu Kenapa tidak ada seorangpun?
Aku  berlari keluar ruangan yang satu menuju ruangan yang lain yang seperti ruangan awal, dipenuhi perabotan yang disusun asal dan kardus-kardus, tetap tak ada petunjuk dimana ini. Akhirnya pintu terakhir, pintu keluar, dan aku langsung menghambur keluar. Sebuah lorong. Aku Kenal. Bahkan aku sering melewatinya. Tunggu... ini kan ada di
“konnichiwa!”
Aku menoleh. Itu Ken! Itu Ken! Itu Ken! Dan ini ada di lorong persis di depan apartemennya.
“ko-ko-konnichiwa...” aku yakin mukaku pasti sangat merah, karna kurasa ada air hangat seakan menngalir dari atas kepalaku dan turun, ke leherku
“ahaha, pendatang baru ya? Namaku Kitamura Ken, senang bertemu denganmu” katanya mengulurkan tangan dan tersenyum hangat.
“salam Kenal, aku ...” aku menyambut jabatan tangannya. Tangannya terasa lebih kecil dan lembut daripada saat dia mengelusku. Aku terdiam, siapa namaku?
“Eri Zabutoki” kataku tergugup. (elizabeth>Eriizabeeto>Erii zabeeto>Eri zabuto>Eri zabutoki????)
“nah, Eri, aku akan keluar sekarang. Kalau kau butuh sesuatu, tinggal ketuk pintuku”, katanya menunjuk pintu di ujung “apartemenmu tepat disebelahku” lalu dia tersenyum dan pergi.
“baiklah” kataku lagi
Ken berjalan menjauh, mengahampiri lift, dan menekan tombol turun.
Ayo, katakan El! Katakan! AISHITERU. HONTOU NI AISHITERU.
“Ken-San?” pekikku, Ken menoleh
“a...a...”
Pintu lift terbuka
“ada apa?” katanya
“a...aku harap kau hati-hati dijalan”. Baka!
“terimakasih, aku akan hati-hati”
Baka. Baka.

Aku masuk ke ruanganku dan menutup pintu.
Tidaaaaaaaaakk~~ itu tadi benar-benar konyol! Nah, elizabeth, sekarang siapa yang berpaling? Uh... biasanya aku meninggalkannya jika dia memelukku dengan jaket berbahan kulit, atau jika ia lupa membelikan serelaku. Fuuh... tenang.
Aku kembali menatapi jari-jariku. Sungguhkah ini? Bahwa aku akhirnya diberi kesempatan untuk berbicara dengan Ken? Akhirnya aku dibiarkan mengungkapkan perasaan ku. Tapi oleh siapa? Tuhan? Dewa? Aku tak percaya pada yang semacam itu. Ahli sihir? Yang benar saja, mana ada yang seperti itu di jepang! Lagipula... jika benar-benar ulah ahli sihir, Kenapa ia melakukannya? Apa bayaran yang diambilnya? Dan mengapa ia mau bersusah payah mengubahku menjadi manusia? Ini kan bukan film tentang manusia ikan yang dulu dibawa Yukihiro.
Aku mulai berkemas, dan semakin banyak pertanyaan yang muncul dikepalaku, semakin banyak aku membuka kardus, aku seakan disodorkan pada Kenangan seseorang. Tapi siapa? Siapa yang tubuhnya tengah kupakai ini?  Beberapa frame foto menunjukanku sedang berpose bersama beberapa orang, dan yang lainnya berisi foto instan. Fotoku menggunakan seragam SMP, fotoku menggunakan seragam SMA, fotoku saat kelulusan universitas. Hah? Yang benar saja?? Aku selama ini hidup bahagia hanya dengan memandangi Ken dan dielus olehnya, Kenapa tiba-tiba ada fotoku dimana-mana?
Akhirnya ruangan tampak lebih rapi dari sebelumnya. Harus kuakui, pemilik barang-barang ini memiliki selera yang cukup aneh. Aku terbiasa dengan pemandangan apartemen Ken dimana semua kelihatan serba hi-tech dan modern. Dengan desain-desain kursi dan sofa terbaru. Tapi gadis ini aneh. Yah, sudahlah... toh untuk sementara aku meminjam tubuhnya, nanti juga aku akan kembali ke tubuh kucingku.
Iya kan? Aku akan kembali ke tubuh kucing-ku?
Aku melihat jam, dan segera sadar, ini hampir jam setengah 8 malam, berarti sebentar lagi Ken akan pulang. Aku lebih baik menyambutnya.
Aku keluar dari apartemenku dan duduk di lorong. Aku juga bertemu dengan orang-orang yang tinggal satu lantai denganku. Tampaknya ini apartemen yang cukup elit, jadi apa sebenarnya pekerjaan gadis yang tubuhnya aku pinjam ini? Atau lebih tepat menyebutnya... pekerjaanku? Aku semakin bosan menunggu, Kenapa Ken belum datang juga? Aku menoleh setiap kali pintu lift terbuka, berharap Ken akhirnya datang.
Nah, Akhirnya Ken datang, entah jam berapa sudah itu.
“ah... Kitamura-san!” kataku, aku refleks tersenyum lebar. Baka, Kenapa kulakukan? Bukannya aku sekarang mestinya menjaga image-ku, dan bersikat tenang, selayaknnya gadis-gadis brengsek yang sering diajak Ken ke apartemennya?
“oh, Eri-chan! Ada apa?” katanya lagi, membalas tersenyum. Berarti tidak apa kalau tadi aku tersenyum. Ternyata Ken juga ramah pada orang-orang disekitarnya.
Tunggu, tadi dia bertanya “ada apa?”. Berarti harus ada alasan Kenapa aku disini, menunggunya dengan gaun tidur yang belum kuganti sejak pertamakali bertemunya tadi siang, 7 jam yang lalu. Baka. Elizabeth baka! Aku mengutuki diriku sendiri.
“em... Ano...”
Apa? Apa? Cepat pikirkan alasannya! Aku mulai menunduk dan memegang tengkuk belakangku, kebiasaan yang kulakukan jika Ken memarahiku atau ketika aku melihatnya sedang bersedih. Atau kejadian apapun yang membuatku gugup. Biasanya aku hanya menyambutnya di pintu, lalu mulai mengikutinya kemanapun ia pergi berkeliling apartemen. Masak di dapur, menonton di ruang tengah, menunggunya di depan kamar mandi, sampai akhirnya ia tidur denganku dikamar. Itu sudah menjadi kebiasaan Elizabeth si kucing. Si kucing, bukan aku!
Lalu kusadari aku lapar, ya! Alasan bagus!
“mm...maukah kau makan malam bersamaku?”
Ken tertawa sejenak, “ahaha, maaf sekali Eri-chan. Tapi aku sudah makan malam”
Benar juga. Karena Ken tinggal sendirian, terkadang ia makan di luar jika ia cukup malas untuk masak atau kalau tidak ada bahan makanan.
“begini saja, bagaimana jika kita turun kebawah dan ke chinatown, aku tahu tempat bagus”
Aku tersenyum lagi. “baiklah, tunggu disini sebentar”
Aku berlali masuk ke apartemenku dan mengganti bajuku. Apakah aku terlalu muda untuknya? Mungkin dia akan terlihat seperti Pamanku, atau kakakku? Aku terkikik saat mengganti bajuku. Ini Kencan pertamaku. Tunggu... Kencan? Tidak. Ini jelas bukan Kencan karena kami belum berpacaran, nah berarti ini hanya makan malam biasa. Ah, biarlah, memangnya Kenapa kalau aku ingin berbicara sendiri dan menyebutnya Kencan?
Kami makan di salah satu restoran cina di pinggir jalan. Ken menyalakan rokoknya lalu  bercerita, tentang tempat-tempat yang didatanginya selama ia tur konser. Dan aku pura-pura terkejut. Hehehe, tidak tahu ya, kalau kau selalu bersamaku selama konser itu? Kau membawaku kemana-mana. Menyurun para staf menjagaku, membuatku tetap senang. Kadang aku pun ikut sampai ke backstage dan bermain bersama personil yang lain.
“nah, bagaimana dengan-mu, Eri?” katanya, “apa pekerjaanmu?”
“aku, bekerja sebagai model, tapi sebelum ini aku masih di New York. Jadi aku belum mendapat agensi yang akan mengontrakku lagi” aku berbohong dengan lancar
“hah? Sugee! Daridulu aku selalu penasaran dengan dunia Modeling” kata Ken tersenyum lebar
Jelas saja kau penasaran, bukankah hampir semua mantan pacarmu ada di dunia entertaimen seperti itu? Model, pembawa acara, penyanyi amatir, aktris, aktris video dewasa. Mungkin begitulah tipenya. Brengsek, memakai hak tinggi, berwajah angkuh, mengenakan barang-barang bermerk dan brengsek. Jika memang begitu, aku akan menjadi salah satu gadis itu, dan mempertahankan hubungan. Aku sudah hafal sifat dan kebiasaan Ken kan?
“iya, begitulah, aku masih mencari agensi yang tepat untukku. Tapi aku belum ada waktu. Aku baru tadi siang datang” aku baru ingat. Kenapa aku berbicara hal-hal tak penting ini? Aku harusnya menyatakan perasaanku. Ken hanya tersenyum-seyum sambil menghisap rokoknya. Kami terdiam dan hanya saling menatap. Aku yakin Ken pasti memiliki perasaan kepadaku. Maka aku menarik nafas panjang dan bersiap mengatakan perasaanku.
“Ken!”


Postingan populer dari blog ini

Hitomi no Jyuunin- L’Arc~en~Ciel (indonesian translate)

Sangatsu Kokonoka- REMIOROMEN (Indonesian translate)

ENDLESS RAIN- X JAPAN(Indonesian translate)