FanFiction ngak punya Judul!! (PART 1) Just about my beloved Guitarist, Ken Kitamura!!! XD
I’m kinda hoping you would read this ‘til the last chapter(i dunno how is the last chapter, maybe around 5 chap), ‘cause I made this with all of the heart I have(and all of bishies I have ^^). This fanfict is original from my idea, but when I made it, I was also like physechedelic songs from L’arc, so I put one if it in here. The song(Loreley) have no any connected with the storry, I just love it. And maybe (again) you would get lost and misunderstand at first, but phuleeeaaasseee,,, read until the end *begging with puppy eyes to readers*. Critics are always appreciated!
hey, it would be better too if Ken himself read my FF! XD
Enjoy!
Denting piano.
aku terlelap, dan dapat membaui bahwa Ken ada di dekat-ku
petikan gitar yang lembut.
Aku ingat ketika Ken memelukku dengan lembut, seperti petikan gitar ini.
And so I play my Guitar. I always play my guitar...
Karami au saigetsu wo tadoru tabiji de(perjalanan waktu yang kacau)
Mabuta ni kanjiru yuuitsu no honoo(di pelupuk mata aku merasakan sebuah api)
(LORELEY-L’Arc~en~Ciel)
Aku terbangun perlahan, lalu aku mulai merasakn sekelilingku. Huaahm... sudah berapa lama aku tertidur ya? Suhu disekelilingku hangat. Aku bangkit, lalu menggeliat. Potongan-potongan lagu itu perlahan masuk ke ruang pendengaranku. Apa judulnya? Kenapa liriknya begitu mengambang? Apa yang diceritakan lagu itu? Ternyata benar, apartemen sedang dipakai Ken dan yang lainnya berlatih. tentu saja mereka latihan di studio kedap suara tersendiri, tapi kurasa pintunya terbuka hingga suaranya dapat dengan bebas keluar dan masuk ke pendengaranku. Ah, aku mencium harum susu hangat dan makanan. Pasti Ken sudah menyiapkannya untukku. Aku melintasi rumah dan begitu melewati ruangan tempat mereka berlatih, Ken tersenyum ke arahku dari balik kaca transparan penyekat ruangan tersebut, lalu melanjutkan permainannya. Sementara aku kembali menekuni makan malamku.
Natsu no nagori wo utusu minamo e(memantulkan sisa musim panas)
Hanatsu senritsu yo tooku tooku kanawanaku to mo(melodi yang kukeluarkan menuju permukaan air, bahkan jika terlalu jauh dan tak pernah kembali)
Hm... sudah berapa lama aku bersama Ken? Entahlah, cukup lama kurasa. Kami bertemu ditaman dekat rumahnya. Saat itu pertengahan musim panas menjelang malam, dan hujan. Aku suka Hujan. Mungkin karna hujan-lah aku bisa bertemu Ken. Dia berteduh didalam rumah jamur di taman dan awalnya dia tidak menyadari keberadaanku, aku hanya menatapnya dari pojok gelap. Hingga aku merasa cukup nyaman, dan mendekatinya. Aku bersandar dan tidur di pangkuannya. Sesaat sebelum aku tidur, aku merasakan tangan hangat membelaiku. Waktu itu pertama kalinya aku tidak merasa kedinginan saat hujan. Begitu aku bangun, aku sudah berada di kamar Ken, dan sejak saat itu kami tinggal bersama. Tapi ibu Ken tak pernah menyukaiku. Saat Ken pergi ke kampus atau keluar rumah, aku tak diijinkan untuk keluar kamar Ken. Sampai suatu hari, Ken pergi dari rumah, menginap di apartemen Tetsuya, dan tak pernah kembali ke rumah orangtuanya. Saat itu hanya aku yang menemaninya.
“uwa... Kenapa malah tiduran disini?” kata Ken sambil mengelus tengkukku. Hei, ternyata aku hampir ketiduran. Aku terbangun dan menggeliat sedikit. Tetsuya, hyde dan Yukihiro sudah selesai berlatih, dan sekarang mereka menuju meja makan. Maka aku menyingkir supaya mereka bisa duduk. Aku kembali tiduran di sofa dan acara di TV kini menampilakn acara masak-memasak. Huh, membosankan! Aku menoleh ke arah Ken dan yang lainnya. Ken makan dengan lahap sambil sesekali ngobrol dan terkekeh dengan Tetsuya mendengarkan cerita hyde. Huh, memang enak kalau jadi teman masa kecilnya Ken. Tetsuya menoleh dan mendapatiku menatap Ken dari sofa.
“ada apa? Mau bergabung bersama kita?” katanya
“ayo... sini~ sini~~” bujuk hyde.
Tentu saja aku mau!
Aku berjalan menuju mereka dan menghampiri kursi Tetsuya, lalu naik ke pangkuannya dan merebahkan kepalaku
“ahahaha, sudah kuduga elizabeth menyukaiku” kata Tetsuya girang sambil mengelus kepalaku dengan tangan yang satu, sementara tangan yang lain memegang sumpit.
“Ken, kau punya saingan tuh!” kata Yuki menunjukku dan Tetsuya yang mengelus-elus badanku.
“tidak, tidak mungkin elizabeth akan berpindah hati. Iya kan, El?”
“kurasa kita perlu mencari gitaris baru” kata hyde tiba-tiba menjadi sErius
“eh? Kenapa?!” seru Ken kaget
“karna gitaris kami mulai gila dan berbicara pada kucingnya”
***
Hatenai nagare ni wa(tak lebih dari aliran tak berakhir) setsuna no oto(suara yang sekejap mata)
yurarete mori e yama e to tadayou(berguncang, menghanyutkan menuju rimba, dan menuju gunung)
aisenai araisoi sae nami ni nomare(sekalipun masalah yang tak bisa kita cintai, ditelan ombak)
yudaneta uta wa anata e to shizumu(tenggelam dalam sebuah lagu yang kupersembahkan untukmu)
Aku benci terjebak dalam tubuh Elizabeth si Kucing yang hanya bisa mengeong. Aku ingin menjadi wanita untuk Ken. Menjadi salah satu wanita brengsek yang selalu dibawa Ken ke apartemennya. Mereka hanya berlaku manis didepanku saat ada Ken saja. Sekejap Ken menoleh, mereka mengusirku dengan ujung sepatu hak tingginya. Ironis. Dia lantas masuk ke kamar Ken dan tidak keluar hingga siang, meninggalkanku di luar kamar. Halo??? Aku yang setiap malam berada di situ! Huh!
Aku harus menahan diri untuk tidak mencakar lengan, pergelangan kaki atau bahkan wajah setiap wanita yang dibawa Ken ke apartemen. Tapi biasanya Ken menggunting kukuku sebelum dia mengundang wanita ke rumahnya. Karena sebelumnya aku pernah mencakar kaki dan sepatu salah seorang mantan pacar Ken. Tentu saja kulakukan! Gadis itu menelfon laki-laki lain dengan mesranya di toilet, sementara Ken menunggu di meja makan. Apa-apaan itu??? Akibatnya aku tidak boleh masuk kamarnya selama 3 hari. Tapi toh, akhirnya dia sendiri yang menggendongku masuk ke kamar dan berbicara tentang masalahnya sambil memijat2 telapak tanganku atau mengelus tengkukku. Nah, di saat itulah aku tahu bahwa Ken kesepian dan butuh teman. Dia terlalu segan untuk bercerita pada temannya. Maksudku, orang macam apa yang curhat pada kucingnya kucingnya tertawa dan depresi sendiri?
Ken menggendongku dan memindahkanku ke atas ranjangnya. Huahm... aku gampang mengantuk jika berada di luar kamar, terutama bila berada di sekitar tanaman Ken. Ken mengganti kemejannya dengan T-Shirt dan celana training lalu menghempaskan tubuhnya kekasur tepat disampingku. Kata Ken, dia benci futon, karena terlalu memgingatkannya kepada rumah2 di jepang, mengingatkan pada rumah orangtuanya dulu.
“fuuhh...” katanya menghela nafas panjang
“hei... kau tau Mayura kan... gadis yang kita temui di taman?” ia mulai berkisah.
Tentu saja aku ingat. Gadis stalker, mengamati Ken dari balik pancuran hingga membuntutinya ke mesin otomatis. Tapi mungkin karena sudah tabiat Ken untuk baik ke semua gadis, jadi mereka sempat berKencan untuk beberapa bulan. Aku bahkan tidak menyangka akan melewati 2 bulan, dengan sikap Ken dan tingkah Mayura. Nah, Kenapa dengan Mayura itu?
“dia... ingin kami berkencan lagi...”
Hening.
“miaawww”
Hening lagi.
“ahaha... kurasa hyde benar, aku mulai gila karena bicara dengan kucing” Ken memunggungiku.
Ken menatapku sebentar.
“entah mengapa El, aku berkhayal dengan bercerita padamu masalahku dengan entah bagaimana selesai”
Hei, tunggu, ceritalah padaku, apa yang Mayura katakan? Kenapa kau berfikir dua kali untuk bersamanya? Kapan dia mengatakan itu?
Forever, rairara rairarara, hito shizuku no hamon (satu tetes riakan)
Forever, rairara rairarara, omoi ni oboreru (tenggelam dalam rasa ini)
Aku ingin kau menatap mataku lebih lama, mengelusku lebih lembut, dan bercerita lebih banyak. Aku memanjat punggungnya dan menggosokkan kepalaku ke lengannya, berusaha membuatnya bercerita lagi.
“tidak ada dongeng untuk malam ini El... aku lelah...” katanya dan mendekapku, lalu terlelap.
Hanya itu? Apa kau benar-benar ingin membuatku penasaran atau bagaimana? Seandainya aku adalah seorang wanita, pasti aku bisa membantunya. Dan tentunya aku takkan membuat masalah seperti yang dibuat Mayura. Apa susahnya sih, jika kau memang mencintai seseorang? Buat komitmen, penuhi komitmen, dan hidup bahagia. Kenapa manusia tampak terlilit pada masalah yang dibuat sendiri?
Hmm... pasti akan terlihat keren jika aku berjalan bersama Ken ditaman seperti biasanya, tapi tentunya dengan aku sebagai kekasihnya. Kami akan terlihat seperti sapasang pengantin baru, mungkin? Dan malam ini yang sedang dipeluk Ken buka elizabeth si kucing, tapi elizabeth kekasihnya, atau istrinya juga lebih baik.
Aku melepaskan diri dari pelukan Ken. Kenapa ia berfikir untuk kembali lagi dengan Mayura? Ken itu tipe yang... entahlah, playboy. Dia senang terlibat dengan banyak gadis dalam saat yang sama. Tau kan...selingkuh. dia bahagia bisa berganti-ganti kekasih. dia tak pernah berfikir dua kali untuk berhubungan dengan wanita yang sama. Harus kuakui, Mayura tipe yang berbeda dengan gadis2 sebelumnya. Beberapa gadis, berpura2 bersin-bersin suapaya Ken mau menyingkirkanku, dan beberapa lagi tak segan menyuruh Ken untuk mengurungku di ruang latihan bandnya. Dan, sayangnya, Ken hanya tertawa mendengar permintaan mereka. Tentu saja, aku kan harus menilai, seberapa cacat gadis yang akan serumah denganku. Nah, Mayura ini benar2 bersin tapi tak meminta untuk mengurungku. Akhirnya aku pergi sendiri karena tak ingin terus mendapat hujan lokal. Tentu saja aku lebih suka jika Ken bersamaku.
Aku pergi ke pojokan kamar dan tertidur di bingkai jendela.
***
Yureru edaha no ne (suara daun-daun dan ranting-ranting berayun)
I always play my guitar
Chiisana kage ni obieru watashi ga okashii kai?(apakah aneh jika aku takut pada sebuah bayangan kecil?)
Soyogu ooinaru kawa yo(segulung besar sungai)
Sinar matahari menerobos jendela kamar. Silau! Aku semakin merapatkan mataku. Hening. Benar-benar hening dan aku masih mengantuk. Pasti Ken sudah tidah dirumah sekarang. Kemana dia? Mengapa pergi secepat itu tanpa membangunkanku? Hari ini pasti membosankan. Aku mengerjap sedikit, lalu membuka mataku. Hal pertama yang kulihat adalah jari2 putih yang lentik. Aku kembali memejamkan mata. Apa yang akan kulakukan hari ini? Kapan kira2 Ken pulang? Kelihatannya aku... tunggu! Jari-jari siapa tadi?