Fanfiction (Inspired from: Solitary Stroll- Kitamura Ken)
jiahahaha, akhirnya saya punya nyali juga buat nge.publish ini songfic(kata temen saya ini tergolong song.fict)...
berikan kritikan, masukan dan sarannya ya... karna saya masih pemula nyu~~~
oke deh,mungkin awalnya bakalan bingung, tapi saya harap kalian baca ampe akhir!
:D *puppy's eyes*
enjoy!
The Silk
Inspired from: Solitary Stroll- Kitamura Ken
Ken memasuki apartementnya yang tidak terkunci. Kausnya tampak rembes dan melekat langsung ke kulitanya karena hujan. Rambutnya kuyup, menempel di sekitar wajahnya. Ia mengibaskan air di sekitar rambut dan kausnya. Kantong pembungkus yakitorinya juga kuyup. Hujan. malam itu hujan dingin mengguyur kota Tokyo matanya menerawang,
“Kinuko…” panggilnya.
Namun ruang depan hening, perlahan Ken menuju ruang santai yang tersambung langsung dengan balkon. Kordennya tersingkap dihembus angin malam, berharap menemukan Kinu-nya sedang asik melipat origami di baliknya. Dengan segera Ken menuju balkon, namun yang ditemukannya hanya origami2 yang belum sepenuhnya rampung, botol wine kosong, dan buket bunga anemone yang sudah kelewat layu. Ken muai cemas tidak menemukan Kinu-nya. Dengan tergesa-gesa ia masuk ke kamar, berdoa dua minggu ini hanya mimpi, dan ia akan menemukan Kinu-nya tidur lelap dengan earphone yang mengalun ditelinganya, seperti biasa. Namun kamar itu kosong. Ken keluar dgn tatapan nanar.
“ah, disitu kau rupanya!” kata seseorang dari arah pintu.
Kinu melepas earphone yang sedari tadi didengarkannya.
“ku pasti menyesal deh, tidak ikut aku berkeliling” kata Kinu bergelayut di pundak Ken. Sementara Ken hanya mengusap2 matanya, mengantuk.
“bagaimana kalau nanti kutunjukan pemandangan tokyo” kata Kinu sambil memanaskan kopi. Ken meminum kopinya dengan mata separuh terbuka, membuat Kinu gemas dan melanjutkan bergelayut di pundak Ken.
Ken megambil kopinya dengan tangan gemetar.
“siaaal…” runtuknya. Tempat ini terlalu ‘berbau’ Kinu. Sementara ia harus melupakan Kinu.Kinu-nya.
“bagaimana kalau malam ini kita makan Yakitori saja?” kata Kinuko sejenak menghentikan ketikannya dan memandang Ken yang masih mencoret2 partitur lagu.
“boleh, aku lapar” jawab Ken dan melanjutkan pekerjaannya, begitu juga dengan Kinu.
“bagaimana, bukannya tadi kau ingin makan Yakitori?” kata Ken yang perutnya sdah mulai kelaparan “iya… tolong kau belikan, Ken” kata Kinu mengeluarkan bujuk rayu-nya.
“aku sibuk” kata Ken, yang langsung dijawab Kinu “aku juga”. Keduanya tidak bergerak, hingga akhirnya pertengkaran Kecil terjadi. “oke, oke! Aku saja yang pergi!” kata Kinu emosi dan menutup laptopnya dan menyambar cardigan dan dompet.
Ken menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ia mulai memejamkan mata dan menyulut rokoknya. Matahari telah pergi meninggalkan senja dan berganti malam. Ruangan tersebut gelap, hanya terdapat cahaya dari TV dan uung rokok Ken. Ting tong. Bel apartemen Ken berbunyi, namun diacuhkannya. Nampaknya pemencet bell tahu ada seseorang di dalam rumah dan terus memencet bel dengan ulet. Hingga akhirnya pemilik apartement bangun dan menyerah karena tidak tahan mendengar jeritan bel yang terus-menerus.
“hai’, hai’” katanya tak sabaran. Ternyata itu leader bandnya Tetsu.
“ya ampun… apa-apaan ini Ken?” kata Tetsu yang langsung ngeloyor masuk seperti ratusan kunjungan sebelumnya. Ken tidak menjawab melainkan langsung melanjutkan semedinya dan meninggalkan Tetsu. Tetsu menyalakan lampu ruang tengah, yang selain lampu depan, semua lampu mati. Bagitu lampu menyala, nampaklah ruangan yang dalam keadaan hancur. Putung rokok tak terhitung banyaknya bertebaran di seluruh ruangan terutama di sekeliling sofa, tempat dimana Ken sekarang kembali tidur dan menutupi matanya dengan lengannya. Berbotol-botol alkohol bertebaran juga menghiasi tumpukan sampah loyang pizza, snack, dan pakaian Ken. Bufet TV tampak baru dikosongkan isinya dengan paksa. Gunungan buku yang yang menumpuk di bagian bawah tetutup oleh handuk Ken, frame foto di deretan atas baru saja ditepis sembarangn hingga semuanya bertebaran menumpk di satu sisi. Bunga anggrek dicabut dengan paksa dari potnya dan membuat tanahnya berhamburan.
“Ken… ayyolah! Kau tak bisa begini terus. Ini sudah hampir seminggu dan jadwal kita sudah banyak ngaret karena ini-itu” kata Tetsu menendang botol alkohol yang terdekat dengan kakinya. Namun Ken hanya diam, dia sudah tau pasti leadernya ini akan menegurnya karena tingkahnya-lah mereka jadi batal latihan minggu ini
“aku tahu ini berat untukmu, tapi Kinu…” kalimat Tetsu terhenti karena akhirnya Ken berbisik “baik, besok aku akan datang latihan, Tetsu” terdapat nada sedih, dan letih yang tak dapat disembunyikan. Akhirnya Tetsu terdiam dan memilih mengalah. Perlahan2, ia membersihkan dan merapikan seluruh ruangan. Ken yang sedaritadi hanya diam dan pura2 tidur akhirnya bangun―dan mendapati rumahnya kembali ‘layak huni’― demi menghormati dan berterimakasih kepada Tetsu.
“huahm…” kuap Ken.
“wah, akhirnya si pemalas bangun juga!” kata Kinu dari arah dapur.
“kau ingin makan apa?” katanya lagi, sambil meetakan steak hantarannya. Namun Ken hanya diam memandang Kinu.
“ada apa?” kata Kinu lagi, mengecek semua baik2 saja. Tiba-tiba Ken memeluk Kinu dari belakang dan berkata di telinga Kinu “aku kangen”.
“aku juga…” kata Kinu menggenggam tangan Ken dan mengecup pipi Ken. Memang sudah lama mereka tak bertemu, Ken baru saja pulang dari promo tour keliling Jepang untuk album terbarunya.
“Ken?” kata Tetsu melambaikan tangan untuk membuyarkan angan Ken. Ken tersadar dari lamunannya dan kembali ke mood suramnya. Sementara Tetsu menyiapkan makan malam untuk berdua, suasana kembali hening. Stelah selesai, Tetsu menyodorkan kare yang mengepul ke arah Ken yang menatap kosong layar tv yang sedang meyiarkan acara sumo. Kedua sahabat itu makan dalam diam.
“Ken, apakah lukamu benar2 terang?” kata Tetsu mencoba memulia topik(ueee!!! Jasu ga nahan mau nulis kelanjutannya, kata Tetsu sambil menatap penuh arti Ken dengan tatapan imutnya. Tapi jasu segera sadar, ini tercium seperti FF yaoi dimana penulis bener2 ga bisa baca situasi!!! >< maav, jasu kebanyakan baca FF gaje ^^a)Ken tersentak. Dia menghentikan makannya,
“tetsu, apa ini belum berakhir? Atau telah berakhir?” kata Ken sambil menunduk. Tetsu terdiam menyikapi pertanyaan ini.
"Aku ingin pergi secepat yang aku bisa dari rasa sakit ini, Tetsu.. tapi bagaimana bisa?” katanya lagi.
“jadi kau tetap mengenangnya?” tanya Tetsu.
Ken tak mungkin lupa malam itu. ‘Padahal semuanya hanya terjadi hanya seminggu yang lalu’, batin Ken.
Setelah pertengkaran kecil yang dibuatnya dengan Kinuko, Kinuko keluar untuk membeli yakitori. Sementara di rumah Ken girang karena sejauh ini rencananya untuk membuat Kinu-nya meninggalkan rumah berjalan lancar. Ia segera mengeluarkan perkakasnya, taplak beludru warna merah marun, tempat lilin cabang tiga, sebotol wine, dan sebuket bunga anemone merah.
“dalam bahasa bunga artinya aishiteru” kata Hyde saat ditanya jenis bunga apa yang cocok. Tentu saja Ken tidak meragukan ini lagi, karena melihat keberhasilan Hyde dalam merayu megumi. Setelah ia menata semuanya di balkonnya, Ken masuk ke kamar dan mengganti kaus oblongnya dengan setelan jas Armani terbaiknnya, memilih dress shoes, dan menyemprotkan parfum. Tidak lupa ia menyelipkan kota Tiffany’s mungil berwarna lavender ke saku jasnya. Ya, malam ini Ken akan melamar Kinu. Ia kelaur dan menenangkan diri sebentar di balkonnya, karena tidak disangka-sangka, Kinu-nya keluar cukup lama. Ken menyulut rokoknya.
Kinu-nya. Beberapa jam lagi ia akan memiliki Kinu-nya. Beberapa jam lagi, ia akan segera membalas ejekan Hyde dan Tetsu tentang dirinya yang belum memiliki pasangan hidup. Ken mulai membayangkan reaksi kawan-kawannya jika ia memberitahukan hal ini. Tetsu, Tetsu si kalem pasti hanya tertawa tergelak-gelak dan mulai menepuk-nepuk pundak Ken, sebagai ganti ucapan selamat. Sementara si mungil Hyde, mulia bertingkah gila-gilaan seperti meloncat ke sofa yang ada di ruangan latihan bandnya, lalu menerjang Ken supaya ia tak perlu bersusah payah berjinjit-jinjit untuk mengacak rambut Ken. Ken tertawa kecil membayangkannya. Lalu yuki, yuki, yuki… cowok yang pernah diejek oleh Hyde dan Tetsu sebagai pasangan homoseksnya ini akan tersenyum kecut, karna ini artinya tinggal dialah yang akan menjadi single. Tapi dibalik itu, yuki adalah sahabat yang baik yang akan selalu mendoakan yg terbaik untuk Ken. Yuki akan pura-pura ngambek sampai akhirnya Tetsu dan Hyde yang terKena euforia “pernikahan Ken” akan menggodanya. Teapi belum sampai ke adegan tersebut, lamunan Ken dibuyarkan oleh getar hp di salah satu kantung Jasnya.
Sejenak ia merogoh-rogoh kantungnya sambil berfikir ‘mungin Kinu kekurangan uang untuk membayar atau semacamnya’. Namun ternyata bukan dari Kinu, ini dari teman satu apartemen mereka Shimokawa-san yang tinggal 2 lantai dibawah mereka.
“halo Ken-san?” kata Shimokawa segera setelah tombol dial ditekan.
“Ken-san, dengarkan ini baik-baik. Fuchisae-san(Kinuko) kecelakaan. Ia tertabrak mobil yang sedang melaju dan tubuhnya terlempar sekitar 10 meter. Sekarang tubuhnya dibawa ke rumah sakit universitas Nishimura. Lebih baik kau segera pergi kesana eceatnya”. Tak ada jawabn dari Ken.
“halo? Ken-san?” hp jtuh dengan bunyi yng keras dan komunikasi terputu. Namun sebelumnya Shimokawa sempat mendengar teriakan pilu Ken.
LIAT, LIAT EKSPRESINYA KEN!!!
XXD